PENGETAHUAN TINGKAT VI

Posted by Unknown Senin, 22 Juli 2013 0 komentar
Dari uraian di atas kita sudah memahami bahwa inti dari pengetahuan V adalah Nidzom Islam atau gambaran yang utuh dan menyeluruh tentang pengaturan kehidupan manusia menurut Sang Pencipta alam semesta ini. Tugas manusia adalah mengupayakan terwujudnya aturan Syari’at Islam tersebut.

Lantas, dimana kebutuhan manusia akan tingkatan pengetahuan tingkat VI? Kebutuhan manusia akan pengetahuan tingkat VI baru dapat muncul ketika manusia benar-benar telah menerapkan dan mengamalkan Nidzom Islam di atas. Jika Nidzom Islam itu tidak diterapkan dan diamalkan oleh manusia, maka manusia tidak akan membutuhkan pengetahuan tingkat VI. Mengapa?

Penerapan Nidzom Islam dalam kehidupan yang nyata tentu akan memunculkan permasalahan-permasalahan yang baru, sering dengan perkembangan kehidupan manusia yang semakin kompleks. Di sisi lain, Al-Qur’an diturunkan Allah SWT dalam bnetuk panduan aturan yang bersifat global. Agar semua amal yang dilakukan manusia dapat dipertanggungjawabkan secara benar, yaitu keterikatannya dengan Syari’at Islam, maka manusia membutuhkan status hukum terhadap persoalan yang baru tersebut.

Penentuan status hukum terhadap permasalahan-permasalahan kehidupan manusia yang baru, yang status hukumnya tidak tertuang secara tekstual dalam Al-Qur’an dan Sunnah, tentu memerlukan sebuah metode tertentu. Mengapa harus dengan metode tertentu?

Metode tertentu ini diperlukan agar penentuan status hukum itu tetap tidak menyimpang dari ketentuan Al-Qur’an dan Sunnah. Penentuan status hukum ini harus dapat dipertanggungjawabkan secara “ilmiah” dihadapan Allah SWT. Nah, apa metode tersebut? Metode tersebut tidak lain adalah metode “ijtihad”.

Dengan demikian, apa yang disebut dengan pengetahuan tingkat VI itu? Pengetahuan tingkat VI tidak lain adalah produk-produk ijtihad dari para mujtahid untuk memecahkan berbagai persoalan kehidupan manusia yang baru, senantiasa berkembang sedemikian dinamis dan kompleksnya seperti sekarang ini (Triono, 2010).

Apa dan bagaimana metode ijtihad itu? Inilah yang akan dijelaskan secara global dan mendalam  dalam buku ini. Dengan demikian, buku ini memang ingin mengajak kepada pembaca sekalian untuk dapat mengarungi pengetahuan yang tertinggi yang mampu dicapai oleh akal pikiran manusia, yaitu pengetahuan tingkat VI.

Apakah ada pengetahuan yang lebih tinggi dari pengetahuan tingkat VI ini? Untuk sementara penulis memahami bahwa pengetahuan yang tertinggi yang mampu dicapai oleh akal manusia adalah pengetahuan VI ini. Jika ada pengetahuan yang lebih tinggi lagi, menurut penulis mungkin itu bukan pengetahuan akal atau  di luar akal manusia. Wallahu a’lam.

Sumber:
Ekonomi Islam Madzhab HAMFARA

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: PENGETAHUAN TINGKAT VI
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://avathuroba.blogspot.com/2013/07/pengetahuan-tingkat-VI.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

trikmudahseo.blogspot.com support www.evafashionstore.com - Original design by Bamz | Copyright of aVathuroba.